12 Jenis Laporan Laba Rugi untuk Rencana Usaha, Penjelasan dan Pengertian

12 Jenis Laporan Laba Rugi untuk Rencana Usaha, Penjelasan dan Pengertian

Data keuangan seringkali jadi yang terlupakan di dalam rencana bisnis, padahal sebetulnya punya peran yang nggak kalah pentingnya dengan bagian depan yang ngomongin konsep bisnis dan tim manajemen. Buat investor yang waras, jenis laporan laba rugi yang duduk manis di grafik, tabel, rumus, dan selembaran di bagian keuangan itu bukan sekadar pelengkap, tapi kayak elemen inti yang setara dengan bagian yang ngomongin bisnis dan profil manajemen. Mereka ngerti bahwa informasi finansial ini bagai denyut jantung, hembusan napas, dan tekanan darah dalam tubuh perusahaan merekam keseluruhan kondisi.

Parahnya, banyak investor calon lebih dulu ngintip angka-angka finansial sebelum mereka benar-benar baca rencana bisnisnya. Mereka lakuin ini karena data keuangan bisa nunjukin gambaran yang jelas tentang kesehatan finansial perusahaan. Coba bayangin, bagian finansial dalam rencana bisnis punya tiga komponen utama, yakni laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Nah, ketika ketiganya dijadiin satu, kamu bakal dapet gambaran yang akurat banget soal nilai perusahaan saat ini, sekaligus kemampuannya untuk ngutang dan dapet untung di masa depan.

Laporan Laba Rugi

Dalam sebuah artikel berjudul “Cara Melakukan Analisis Laporan Laba Rugi Bulanan yang Mendorong Pertumbuhan,” Noah Parsons menjelaskan pentingnya laporan laba rugi dengan sangat tajam. Ia mengungkapkan bahwa laporan laba rugi bukanlah sekadar dokumen statis, melainkan alat yang sangat berguna dalam menganalisis kesehatan finansial perusahaan. Laporan laba rugi membantu kita mengidentifikasi isu-isu penting dan peluang di tingkat tinggi yang kemudian dapat ditindaklanjuti dengan proyeksi dan eksplorasi elemen-elemen finansial lainnya.

Laporan laba rugi memungkinkan kita untuk mengukur apakah perusahaan kita tampil lebih baik, lebih buruk, atau sesuai dengan harapan. Hal ini dicapai melalui perbandingan data laporan laba rugi dengan proyeksi penjualan dan biaya melalui proses yang dikenal sebagai perbandingan rencana dengan kinerja aktual. Dari sini, kita dapat melakukan perbaikan pada proyeksi sehingga lebih akurat mencerminkan kinerja nyata perusahaan di masa mendatang.

Apa yang Terkandung dalam Laporan Laba Rugi?

Laporan laba rugi adalah cerminan dari kinerja finansial perusahaan. Ia memperlihatkan apakah perusahaan tersebut memperoleh laba atau tidak. Dalam laporan ini, seluruh pendapatan dari penjualan produk atau layanan, bersama dengan pendapatan dari sumber-sumber lainnya, dijumlahkan. Kemudian, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis, termasuk biaya bahan baku, biaya umum, dan administrasi, serta bunga dan dividen, juga diakumulasikan. Hasil dari perhitungan ini adalah angka laba bersih, yang dikenal sebagai “bottom line.”

Untuk menyusun laporan laba rugi, kita perlu mengumpulkan sejumlah angka-angka, yang sebagian besar dapat diperoleh dengan mudah. Data-data ini mencakup pendapatan kotor, yang terdiri dari penjualan produk atau layanan, serta pendapatan dari bunga atau penjualan aset. Selanjutnya, kita harus mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan, baik yang terkait dengan produksi seperti biaya bahan baku, maupun yang bersifat umum dan administratif seperti sewa, asuransi, dan pemeliharaan. Dalam laporan ini juga termasuk bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman dan dividen yang diterima. Terakhir, tarif pajak perusahaan digunakan untuk menghitung pajak yang harus dibayar.

Dalam dunia bisnis, pemahaman yang mendalam terhadap data keuangan menjadi kunci keberhasilan dalam pengambilan keputusan yang cerdas dan strategis. Data keuangan, terutama dalam bentuk laporan laba rugi, memiliki peran vital dalam memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kinerja perusahaan. Semakin dalam pemahaman terhadap data finansial, semakin besar potensi kesuksesan dalam mengelola bisnis dan mencapai tujuan finansial yang telah ditetapkan.

Pada tahap penyusunan laporan laba rugi, Anda perlu mengumpulkan sejumlah data numerik, yang sebagian besar dapat diperoleh dengan relatif mudah. Data-data ini mencakup pendapatan kotor, yang meliputi penjualan produk atau layanan serta pendapatan dari bunga atau penjualan aset. Selain itu, Anda juga perlu mencatat detail tentang penjualan, biaya umum, dan administrasi (SG&A), beserta pembayaran bunga dan dividen jika terdapat. Akhirnya, tarif pajak perusahaan menjadi elemen penting dalam perhitungan yang harus Anda lakukan. Dengan semua data ini tersedia, Anda telah siap untuk melangkah maju dalam menganalisis dan memahami kondisi keuangan perusahaan.

1. Pendapatan dan Penjualan

Pendapatan adalah konsep yang mencakup seluruh aliran uang yang diperoleh oleh suatu perusahaan dari penjualan produk atau layanan yang mereka tawarkan kepada pelanggan. Namun, pendapatan juga mencakup aspek lain yang tak kalah penting, seperti pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber lain. Ini bisa termasuk pendapatan dari bunga yang dihasilkan dari investasi, serta pendapatan dari penjualan aset atau properti yang perusahaan miliki. Dengan demikian, pendapatan bukan hanya tentang uang yang diperoleh dari penjualan inti bisnis, tetapi juga melibatkan semua sumber pendapatan yang turut berkontribusi terhadap pendapatan total perusahaan.

2. Penjualan Kotor

Angka penjualan merupakan indikator utama yang mencerminkan total pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Ini adalah angka yang mencakup seluruh aliran uang yang masuk ke perusahaan sebagai hasil dari aktivitas penjualan mereka. Untuk menghitung angka penjualan kotor, perusahaan mengurangkan jumlah pengembalian atau retur dari total penjualan. Dengan demikian, angka penjualan kotor mencerminkan pendapatan yang diperoleh sebelum mempertimbangkan segala potensi pengembalian produk atau layanan yang mungkin terjadi.

Penting untuk dicatat bahwa angka penjualan ini tidak termasuk pendapatan dari sumber lain seperti bunga yang dihasilkan dari investasi perusahaan atau pendapatan dari hasil penjualan aset yang dimiliki. Fokus utama dari angka penjualan adalah pada pendapatan yang berasal dari inti bisnis perusahaan, yaitu penjualan produk atau layanan, dan pengurangan pengembalian yang terkait dengan aktivitas tersebut. Angka penjualan adalah salah satu metrik kunci yang digunakan untuk mengukur performa penjualan suatu perusahaan dan memberikan gambaran awal tentang kinerja keuangan mereka.

3. Jenis Laporan Laba Rugi dalam hal Bunga dan Dividen

Kebanyakan perusahaan memiliki dana cadangan yang mereka simpan di rekening bank yang memberikan bunga atau dalam bentuk rekening pasar uang. Pendapatan yang diperoleh dari dana tersebut, serta dari investasi lain yang menghasilkan bunga atau dividen, dicatat dalam laporan laba rugi, biasanya di bawah pos pendapatan dari penjualan.

4. Pendapatan Lain

Jika suatu saat Anda memutuskan bahwa cabang perusahaan di Jalan County Line tidak akan pernah menghasilkan keuntungan yang signifikan, dan Anda menjual aset seperti tanah, bangunan, dan perlengkapannya, pendapatan dari penjualan tersebut akan dicatat sebagai “pendapatan lain” dalam laporan laba rugi. Pendapatan lain bisa mencakup penjualan peralatan yang tidak terpakai, atau kegiatan penghasil pendapatan lain yang tidak terkait dengan bisnis inti perusahaan.

5. Biaya

Biaya dalam bisnis datang dalam berbagai bentuk yang beragam. Ini mencakup biaya variabel seperti biaya bahan baku, serta biaya tetap seperti sewa, asuransi, pemeliharaan, dan lainnya. Selain itu, biaya yang lebih kompleks seperti depresiasi juga dicatat dalam laporan laba rugi. Depresiasi adalah pengurangan nilai aset yang berlangsung seiring berjalannya waktu, meskipun tidak melibatkan aliran uang aktual.

6. Biaya Bahan Baku (COGS)

Biaya bahan baku, atau yang dikenal sebagai COGS (Cost of Goods Sold), mencakup semua biaya yang secara langsung terkait dengan proses produksi produk atau layanan yang Anda tawarkan kepada pelanggan. Sebagai contoh, jika Anda membeli komponen untuk merakit ponsel pintar, maka COGS Anda akan mencakup harga chip, layar, serta komponen lainnya, juga termasuk gaji untuk pekerja yang melakukan perakitan. Biaya ini juga melibatkan pembayaran gaji supervisor dan pengeluaran utilitas untuk pabrik Anda. Namun, jika Anda adalah seorang penyedia jasa profesional tunggal, seperti seorang konsultan, maka biaya COGS Anda mungkin terbatas pada gaji yang Anda bayarkan kepada diri Anda sendiri dan teknologi yang Anda gunakan dalam menjalankan bisnis Anda.

7. Biaya Penjualan, Umum, dan Administrasi

Selain biaya bahan baku, ada pula biaya yang tidak begitu terkait dengan volume penjualan, termasuk di dalamnya gaji karyawan kantor, kompensasi bagi tim penjualan, biaya sewa, asuransi, serta elemen lainnya yang terkait dengan administrasi bisnis Anda. Semua biaya ini dipisahkan dari angka COGS yang sensitif terhadap penjualan dan diakumulasikan dalam satu baris terpisah dalam laporan keuangan.

8. Jenis Laporan Laba Rugi Depresiasi

Depresiasi adalah salah satu konsep yang seringkali membingungkan dalam dunia akuntansi. Ini sejatinya merupakan pengurangan nilai aset yang terjadi seiring berjalannya waktu, meskipun tidak melibatkan aliran uang aktual. Dalam konteks akuntansi, depresiasi dianggap sebagai biaya riil yang memengaruhi laporan laba rugi. Sebagian besar laporan keuangan akan mencantumkan pos yang disebut sebagai depresiasi, yang mengacu pada penurunan nilai aset secara berkelanjutan

Proses depresiasi melibatkan pengurangan nilai aset, seperti gedung atau peralatan, dari nilai pembeliannya dalam periode waktu tertentu. Meskipun depresiasi dapat mengurangi laba, ada manfaat pajak yang terkait dengannya, karena dapat mengurangi pajak yang harus dibayar di masa depan.

9. Jenis Laporan Laba Rugi Bunga

Biaya bunga adalah elemen lain yang ditempatkan pada laporan laba rugi, yang mewakili pembayaran bunga atas pinjaman yang perusahaan Anda miliki. Bunga ini merupakan biaya tersendiri dan diperhitungkan sebelum pajak dikurangkan. Penting untuk dicatat bahwa biaya bunga ini hanya mencakup bunga itu sendiri dan tidak termasuk pembayaran pokok pinjaman. Karena pembayaran pokok pinjaman mengurangi kewajiban perusahaan, yang akan kita bahas lebih lanjut dalam neraca, maka pembayaran ini tidak dianggap sebagai biaya dalam laporan laba rugi.

10. Pajak

Salah satu jenis laporan laba rugi adalah pajak, pajak itu sendiri merupakan perhitungan yang dilakukan pada tahap terakhir, yaitu atas laba yang masih tersisa setelah seluruh biaya lainnya diakumulasikan. Tarif pajak dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada lokasi perusahaan Anda, metode perhitungan pajak negara dan lokal, serta situasi khusus pajak yang Anda hadapi. Sebaiknya gunakan data tahun-tahun sebelumnya sebagai pedoman untuk perencanaan pembayaran pajak di masa mendatang. Bagi yang baru membuka bisnis, sebaiknya bekerjasama dengan akuntan Anda secara cermat untuk menyusun sistem pembayaran pajak yang teratur dan sesuai.

11. Istilah yang Sering Muncul, EBIT

EBIT, singkatan dari Earnings Before Interest and Taxes (laba sebelum bunga dan pajak), adalah indikator profitabilitas perusahaan. Perhitungannya dilakukan dengan mengurangkan total pendapatan perusahaan dari seluruh biaya, tanpa memperhitungkan pajak dan bunga yang dikeluarkan.

12. Catatan Penting untuk Rencana

Penting untuk tidak membingungkan antara angka penjualan dengan penerimaan kas. Angka penjualan merepresentasikan total penjualan yang telah tercatat selama periode tertentu, sementara penerimaan kas mencerminkan uang yang telah benar-benar diterima. Jika pelanggan Anda membeli produk atau layanan sekarang dan membayar di kemudian hari, maka kemungkinan akan ada perbedaan yang signifikan antara angka penjualan dan penerimaan kas yang sebenarnya.

Satu komentar tentang “12 Jenis Laporan Laba Rugi untuk Rencana Usaha, Penjelasan dan Pengertian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like